Saatnya Bekerjasama Menghadapi Krisis Moneter Dunia

Situasi dan kondisi dunia seperti sekarang membuat masalah semakin bertambah. 
Orang mengencangkan ikat pinggang, menjaga pengeluaran agar tidak berlebihan  Tapi tidak semua mengetatkan ikat pinggang, tempat kuliner, wisata tetap penuh dengan pengunjung.

Penjualan mobil atau motor juga lumayan ramai, tapi tidak seramai masa sebelum krisis moneter dunia terjadi. Properti juga menurun, orang membeli sekedar untuk berinvestasi dn menunggu ekonomi nasional dan dunia membaik.

Istilahnya orang menyimpan uangnya di bawah bantal,  atau berinvestasi, atau mungkin yang mengerti bermain saham akan memutar uangnya di bursa saham.

Tapi sejauh pengetahuan saya dan juga menurut beberapa pengamat yang mengerti situasi sekarang, bukan hanya Indonesia yang krisis moneter, banyak negara yang tergantung dengan dolar AS mengalami hal serupa. 

Sekarang tergantung pemerintah bagaimana mengembalikan kepercayaan rakyat dan investor.  Bangun infrastruktur karena lebih baik uang negara dihabiskan untuk investasi di sektor infrastruktur yang banyak menyerap tenaga kerja dibanding melakukan subsidi Bahan Bakar Minyak atau listrik bagi perusahaan besar. Subsidi harus tepat sasaran, untuk orang banyak.

Selain itu jika orang percaya pemerintah, negara bisa menjual obligasi surat utang negara yang bisa menjadi penambah devisa negata disamping pajak  
Demikian juga eskpor harus digenjot, jangan hanya impor. Penggunaan dolar AS harus didalam negeri, agar stok dolar cukup untuk bayar hutang swasta dan pemerintah. 
Perkuat industri dalam negeri agar jangan hanya bisa impor yang tentunya memakai dolar AS. 

Perkuat kerjasama dagang dengan negara selain Amerika Serikat, Jepang, China, Eropa. 
Para pialang bursa saham juga harus tahu diri, jangan memikirkan keuntungan pribadi yang hanya membuat rupiah makin jatuh.
Dan yang juga sangat membantu, jangan lagi politikus busuk berkomentar macam-macam yang membuat investor dan rakyat ragu-ragu sehingga membuat aksi yang melemahkan rupiah.

Saatnya kita bergandengan tangan menghadapi krisis moneter dunia. 


Comments

Popular Posts